Tabloidseleberita – Mimpi itu harus dikejar meski penuh onak dan duri. Sebuah film yang didedikasikan untuk almarhumah Ibu Fifi dari putra-putri, keluarga dan sahabat untuk dapat menjadi penyemangat siapa pun dalam mengejar mimpi-mimpinya.
Lepas melewati proses penulisan script selama 4 bulan dan persiapan shooting selama 3 bulan, akhirnya proses shooting pun telah diselesaikan dengan memakan waktu selama hampir 3 minggu di lokasi di Bromo dan Malang (90%) dan di Jakarta (10%).
Berlama-lama merasakan udara dingin selama di Bromo tidak mengganggu crew dan cast dalam proses shooting karena didukung dengan lokasi shooting di tengah pemandangan Bromo yang luar biasa indah dan magis. Seluruh pemain pun dengan mudah dan cepat menyatu dengan kebiasaan dan keseharian masyarakat Bromo.
Skenario yang ditulis oleh Arie Kriting, Abdur Arsyad dan Sindy Asta secara adegan dan visual tertangkap dan tersampaikan dengan baik oleh seluruh pemain dengan arahan Sutradara Hastobroto dan gambar sinematografi oleh Asep Kalila. Alur cerita drama dengan sentuhan komedi yang kental ini akan segera masuk ke proses editing dan dibalut music scoring oleh Andi Rianto.
Film ‘Kejar Mimpi Gaspol” yang mengedapankan sosok Perempuan, seorang Ibu yang membesarkan sendiri anak perempuannya di Bromo dan harus melupakan mimpinya menjadi Penulis akhirnya menemukan jalannya untuk mewujudkan mimpinya.
Fifi – seorang ibu tunggal di Bromo pemilik Homestay Fifi – membesarkan anak perempuannya, Diana, dengan menjalankan usaha Tour Guide untuk wisatawan Bromo. Fifi dibantu oleh 3 orang pegawai, Dendi, Nobeng dan Senja. Satu waktu datang wisatawan dari Jakarta, Darma, aktor lawas yang sudah mulai redup karirnya.
Fifi selalu mengisi waktu di antara mendampingi wisatawan dengan menulis Catatan Harian. Darma penasaran dengan isi tulisan Catatan Harian Fifi dan diam-diam mengambilnya. Darma takjub setelah membaca tulisan-tulisan Fifi yang luar biasa dan berkeinginan untuk mengangkatnya ke film. Darma menghubungi Evan, managernya untuk menghubungi Produser Film di Jakarta untuk menawarkan cerita dari tulisan-tulisan Fifi.
Dari sini lah cerita dan masalah bergulir, karena Fifi marah Darma mengambil buku Catatan Hariannya diam-diam dan Darma menceritakan isi Catatan Harian itu ke Diana yang selama ini sudah berjanji pada Ibunya untuk tidak membacanya.
Pada akhirnya, Diana berusaha mendorong Ibunya untuk tidak berhenti mengejar mimpinya untuk menjadi seorang Penulis walaupun awalnya Fifi selalu merasa bahwa tugasnya saat ini hanya lah mewujudkan mimpi Diana, anak semata wayangnya.
Reporter : Hero
Editor : NM