Awal 2024 Trinil Bakal Menebar Teror

0

Tabloidseleberita – Diawal 2024 layarfilm akan dibuka dengan tayangnya film horor ‘Trinil’. Kisahnya diangkat dari sandiwara radio era 80-an.

Trinil  menuturkan kisah sepasang suami istri, Sutan (Rangga Nattra) dan Rara (Carmela Van Der Kurk). Mereka yang awalnya hidup bahagia, kemudian mengalami hal aneh dan menyeramkan.

Satu malam, Rara merasa terganggu saat tidur. Ia mengalami hal yang dinamakan ketindihan. Sampai suatu hari, Rara dan Sutan mendengar suara aneh berucap, “Trinil, balekno gembungku (kembalikan tubuhku)”.

Kiranya suara inilah yang menjadi benang merah antara sandiwara radio era 80-an dengan film yang bakal tayang di 2024.

Pada waktu lalu, buat penggemar suara radio masa lalu, , suara itu yang mereka tunggu. Karena materi aslinya serem banget Selain dari khasnya suara tersebut, Rangga Nattra menerangkan, ceritanya akan berbeda dari era 1980-an. Hal ini merupakan olah cerita dari sang sutradara, Hanung Bramantyo.

Point of view film ini bukan dari drama radionya,. Ada pergeseran dari segi cerita, karakter, tapi corenya tetap.

Dalam film ini putri Wulan Guritno yang bernama Shaloom Razade akan berperan sebagai Rahayu muda. Sedangkan sang ibu, Wulan Guritno menjadi Rahayu dewasa.

“Rahayu ini seseorang yang ingin lebih dari segala-galanya. Dia juga kemaruk harta, dan iri sama anak sendiri serta jahat pada suami,” tutur Wulan saat press screening di Epicentrum (27/12).

Film Trinil: Balekno Gembungku (Kembalikan Tubuhku ) adalah sebuah drama Radio horor yang viral di era 80-an. Kisah cinta segitiga antara Ibu-anak dan seorang pemuda yang berujung pembunuhan sadis, menjadi kisah tragis dan ironis pada jamannya.

Hal ini yang mendasari Hanung Bramantyo untuk kembali menyutradarai Horor, karena kisah tersebut dianggap masih relevan di era sekarang.” Aku ngeh sandiwara ini saat berusia 6 tahun. Saat itu horor banget,” kata Hanung namun ia tidak begitu saja mengadopsi drama Radio tersebut ke dalam film. Hanung hanya mengambil kerangka utama kisah cinta Trinil-Kustirah dan Bagus Sujiwo.

Tercetusnya keinginan kembali ke genre Horor, pertama kali tercuat disaat pendemi Covid 2019-2020, dimana saat itu kematian demi kematian menjadi hal biasa.

“Setiap hari, ketika mendengar suara sirine ambulan melintas, serasa malaikat maut sedang mengintai rumah, yang setiap saat menjemput kita, orang tua kita, atau anak-anak kita.Situasi tersebut adalah Horor dalam arti yang sebenar-benarnya,” kata Hanung kepada wartawan saat gala premier di Epicentrum 27 Desember 2023.

Sejatinya Horor bukan melulu hantu. Tapi bagaimana penonton merasakan pengalaman mencekam yang disebabkan teror. Pada intinya, menurut Hanung, Horor adalah situasi yang mencekam akibat teror yang tak diketahui pelakunya. Bukan sekedar hantu bergentayangan, atau akrobat jump scare yang Nir- kisah alias tanpa cerita yang kuat.

Dari pengalaman para maestro film dunia, Hanung ingin mengembalikan Horor pada pakemnya, yaitu Teror yang sangat berkaitan dengan situasi yang sangat dekat dengan penontonnya.

Menurut Hanung, situasi Horor di Indonesia terjadi pada 3 masa, yaitu saat peristiwa pembunuhan massal tahun 1965, tragedi penculikan aktivis 1998 dan situasi Covid 2019. Lewat 2 film horor terdahulunya: Lentera Merah dan Tragedi Sundel Bolong, Hanung bermain pada peristiwa tragedi 1965.

Di Film Trinil kali ini, Hanung memilih era 1970-80 an sebagai sebuah setting cerita. Karena di era tersebut, disamping menjadi latar orisinil drama radio Trinil, juga menghadirkan situasi politik Indonesia yang sedang memanas paska kejatuhan Rezim Soekarno.

Situasi tersebut dipilih Hanung menjadi latar belakang Film Trinil : Balekno Gembungku untuk menandai kembalinya ke genre horor setelah 17 tahun silam, sekaligus kembalinya DAPUR FILM dalam memproduksi film secara mandiri setelah Film Hijab, 2015

Kali ini Hanung dan Dapur Film menggandeng Seven Sky dan K-Studio, perusahaan dari Malaysia, untuk join venture dalam hal pendanaan.

Film ini dibintangi Carmela van der Kruk, Rangga Nattra, Fattah Amin, Shalom Razade, serta Wulan Guritno. Juga aktor-aktor senior di seni peran seperti : Willem Bever, Elly Luthan, Goetheng Ikhu Ahkin, Almarhum Suyik dan Bambang Paningron.

Serunya, ini kali pertama Wulan Guritno dan putrinya, Shalom Razade, membintangi film yang sama.

“Kami memerankan satu tokoh. Shalom memerankan Ayu saat muda. Buat aku, memerankan Ayu prosesnya panjang. Ayu diceritakan dari A sampai Z. Ia menghalalkan segala cara untuk mendapat yang ia mau. Lalu, ia ditimpa tragedi dari keserakahannya itu,” ujar Wulan Guritno. (Hero/NM)

Leave A Reply

Your email address will not be published.