APMI Menghimbau Promotor Memahami SOP secara Menyeluruh dan Terinci
Tabloidseleberita, – Indusiri seni pertunjukan musik di Indonesia baru saja bangkit setelah dua tahun terpaksa tidur total dikarenakan kondisi pandemi. Sejak pertengahan tahun kita bisa menyaksikan bangkitnya Industri ini, dilihat dari munculnya berbagai festival dan konser di seluruh penjuru Indonesia. Dalam catatan kami, sepanjang 2022, ada lebih dari 50 festival musik, baik skala regional, nasional, maupun Internasional. Belum lagi jika menghitung konser musik.
Kebangkitan ini tentu disambut gembira oleh banyak pihak, sebab Industri seni pertunjukan musik menghidupi puluhan ribu orang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Promotor acara musik bahagia karena bisa aktif dan mempekerjakan kembali kawan-kawannya yang sempat kehilangan pemasukan dikarenakan kondisi waktu itu. Para vendor girang karena peralatan dan perlengkapan yang sudah berdebu, bisa keluar lagi dari gudang. Para musisi serta pekerjanya sudah kembali bisa tampil menunjukkan karya musik mereka secara langsung untuk memberikan hiburan dengan kreatifitas yang selama ini terhenti selama 2 tahun.
Belum lagi jika sebuah festival atau konser mengundang penampil dari luar negeri, yang akan menjadi salah satu bentuk promosi Indonesia di mata penggemar musik dari luar negeri, Sehingga juga bisa memberikan dampak positif untuk industri contohnya perhotelan, transportasi, serta makanan dan minuman sama seperti acara musik lainnya.

Kebangkitan industri pertunjukan musik ini sebaiknya dilihat dari berbagai sisi. Ada banyak festival musik dan konser yang berjalan dengan lancar, rapi, dan tertib. Festival skala besar seperti Mandalika Music Vibes, Java Jazz Festival, Synchronize Festival, Hammersonic, Prambanan Jazz, Djakarta Warehouse Project, We The Fest, Soundrenaline, Jazz Gunung, Pengabdi Pesta, WattrWorld, Djavasphere, Northbiast, Sonicdfair, Now Playing Festival, JogjaROCKarta Festival, SHVR Ground Festival, HeyFest!, Festival LaguLaguan, Heads In the Clouds, Prost Fest, Wildground Fest, Mendadak Festival, The Sounds Project, Nyanyian Rindu, adalah bukti bahwa sebuah festival yang dikelola dengan baik, promotor yang mengetahui apa yang harus dilakukan, dan acara yang dijalankan sesuai Standard Operating Procedure (SOP), maka hasilnya adalah festival yang memberi kesan baik, dan memberikan penonton sebuah pengalaman membahagiakan.
Namum beberapa hari terakhir ini, di media sosial ramai memperbincangkan acara musik yang baru saja diselenggarakan di Jakarta, Acara yang direncanakan berjalan selama 3 hari, Namun seperti yang diketahui khalayak ramai, akhirnya tidak bisa dilaksanakan sesuai rencana. Kabar pembatalan hari terakhir festival musik itu diungkap melalui Instagram resmi @BerdendangBergoyang, Pihak panita mengungkap alasan protokol dan kemanan menjadi faktor acara musik yang berlangsung tiga hari itu dibatalkan di hari terakhir.
Ramainya perbincangan akibat pembatalan event tersebut mendapat tanggapan dari Asosiasi Promotor Musik indonesia (APMI) selaku asosiasi promotor musik pertama dan satu-satunya di Indonesia, APMI meminta publik untuk melihat masalah ini secara obyektif, jernih, dan dengan kepala dingin.
” Suara kami dan juga panitia musik lainnya juga bisa mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang positif bagi industn terkait dengan pelaksanaan sebuah acara musik” Jelas Ketua Umum APMI Dino Hamid dalam siaran pers yang dibagikan baru – baru ini
Menurut Dino, Dibatalkannya sebuah ijin acara musik harus dinilai dengan baik dan menjadi catatan bagi para penyelenggara acara pertunjukan musik khususnya di Indonesia. Promotor harus memahami SOP secara menyeluruh dan terinci. Tak hanya itu, promotor dan para pekerja di dalarnnya juga harus mengikuti ketentuan aturan perizinan, juga menerapkan SOP yang sudah dibuat dan disetujui bersama.
lebih lanjut Dino menuturkan sekiranya pemerintah dapat tetap obyektif, adil, dan jeli dalam memberikan izin penyelenggaraan sebuah acara. menurutnya Keputusan yang diambil akan mempunyai dampak terhadap industri yang baru saja bangkit kembali dan sedang berkembang pesat, serta melibatkan perputaran roda ekonomi yang kencang, serta mempekerjakan puluhan ribu orang.
Dino selaku Ketua APMI juga meminta pada teman-teman promotor, EO, dan para penyelenggara acara pertunjukan musik, untuk senantiasa menerapkan SOP keamanan acara demi kebaikan bersama. APMI sebagai satu-satunya asosiasi promotor musik di Indonesia bersedia melakukan kolaborasi pendampingan secara ketat dari awal hingga akhir penyelenggaraan.
Semoga ke depan, kualitas penyelenggaraan pertunjukan musik di Indonesia akan semakin baik dan senantiasa meningkatkan standar mutunya. (Hero Tirtana)