Akhirnya Ahli Waris Gembok Pintu Masuk Indogrosir Makassar

Makasar, swarabhayangkara.com –
Akhirnya sekitar 50 orang warga yang mengatasnamakan sebagai  pihak ahli waris lahan (Tjoddo alias Abd Jalali Dg Nai) melakukan penyegelan paksa terhadap gedung dan lahan Indogrosir  pada Sabtu (15/4).

Dilansir dari Bussinesasia.id, rupanya kasus sengketa lahan yang terjadi di wilayah Makassar antara ahli waris dengan pihak Indogrosir Makassar yang berlokasi Jl. Perintis Kemerdekaan No.Km. 18 No.84, Pai, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Inti dari kegiatan penyegelan di atas adalah, ahli waris atas nama Tjoddo (Abd Jalali Dg Nai) kembali menuntut hak melalui Lembaga Aliansi Indonesia, Badan Penelitian Aset Negara, agar tanahnya yang saat ini dikuasai oleh pihak Indogrosir untuk dikembalikan.

Menurut Kuasa Hukum Tjdodo, Dr Andi Baharuddin SH tanah yang dibeli oleh pihak Indogrosir tahun 2014 silam tersebut diduga memakai surat-surat palsu yang ditandai dengan adanya pembatalan sertifikat dari Polrestabes Makassar. Berdasarkan hasil Labfor No: Lab.25/DTF/2001. Dan telah dibatalkan oleh putusan pengadilan Negeri ujung pandang No : 86/PDT/G/97/PN.UP.

Andi Baharuddin menjelaskan, “Ini sertifikat Indogrosir sekarang bersumber dari sertifikat yang sudah dibatalkan atau dimatikan, akan tetapi mereka pakai lagi menerbitkan sertifikat Hak Milik No.25952 a/n: Annie Gretha Warow, per tanggal 21 Agustus 2014, lalu menerbitkan lagi sertifikat HGB No.21970 a/n:M.Idrus Mattoreang, per tanggal 13 April 2015 lalu pakai lagi menerbitkan sertifikat HGB No.21970 a/n:54 ahli waris yang dialihkan ke PT.Inti Cakrawala Citra (INDOGROSIR).

“Ahli Waris M.Idrus Mattoreang membuat Sertifikat di atas tanah milik Ahli Waris Tjoddo (Abd Jalali Dg Nai) di KM 18 menggunakan alas hak SHM No. 490 yang melawan hukum karena tidak ada hubungan hukumnya dengan Ahli Waris M. Idrus Mattoreang,” jelas Andi.

Lanjutnya lagi, “SHM No.490 letaknya di KM 20 dan sudah dibatalkan oleh Putusan Mahkamah Agung yang dikuatkan SK Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Nomor : 04/Pbt/PBN-73/2015,” jelas tim kuasa hukum Tjoddo tersebut.

Menurutnya, lahirnya Sertifikat HGB No.21970 a/n.Ahli Waris Idrus Mattoreang dengan menggunakan alas Hak No. 490 itu adalah Sertifikat Palsu, karena Ahli Waris M.Idrus Mattoreang tidak ada hubungannya dengan SHM No.490, berarti Penerbitan SHGB No.21970 sudah pasti di melanggar Pasal 263.

Kuasa hukum menjelaskan, SHGB No.21970 harus disita demi hukum dan siapa pun yang terlibat dalam menerbitkan SHGB No.21970 baik menyuruh menempatkan keterangan Palsu, atau menggunakan SHGB No. 21970 yang Palsu (memuat keterangan palsu) harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku di Republik Indonesia.

Selanjutnya, pihaknya berharap agar kasus hukum ini berdiri pada titik yang sebenar benarnya, tidak berbicara siapa yang punya power (kekuatan) memiliki hak, tetapi dasar memiliki hak seseorang dengan fakta Yuridis.

Sekjend Aliansi Indonesia (AI) – Teuku Bustamam mewakili pihak keluarga penyegel Indogrosir yang mengaku sebagai ahli waris atas sebidang tanah yang saat ini dikuasai management Indogrosir, mengungkapkan dalam keterangan pers di lokasi,  bahwa persoalan ini sudah beberapakali dilakukan pelaporan, namun menurutnya tidak pernah ada tanggapan sama sekali.

“Sudah bertahun-tahun. Mereka sudah bertahun-tahun menguasai. Ya, mungkin karena orang kecil, sehingga tidak ada tanggapan sama sekali dan keluarga ahli waris juga ada dugaan di kriminalisasi. Jadi kita terpaksa melakukan penyegelan,” demikian jelas Teuku Bustamam.

Sementara itu Corporate Legal Indogrosir – Inriwan Widiarja mengungkapkan, sebagai Negara Hukum, segala tindakan haruslah mempunyai dasar Hukum dan haruslah sesuai atau tidak melawan Hukum.

“Tanah ini merupakan milik sah Indogrosir atas sebidang tanah yang saat ini di gunakan sebagai Indogrosir Makassar. Dimana kami memiliki bukti kepemilikan berupa sertifikat yang sah dan diakui negara sesuai dengan undang-undang,” ujar Inriwan saat dihubungi via WhatsApp, Sabtu, (15/04/2023).

  • Kontributor

    Pengamat Musik

    Related Posts

    Aprica B17 Kopi Yang Diklaim Buat Kesehatan

    Tabloidseleberita, – Penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Perdana Grup Indonesia dan Paradigm Herbs Resources menandai langkah strategis bagi kedua perusahaan dalam memperkuat posisi mereka di pasar Indonesia. PT Perdana…

    Komunitas Live Streamer TikTok “TMO For King” Gelar Santunan di Panti Asuhan Anak Tunas Bangsa

    JAKARTA, TABLOIDSELEBERITA – Komunitas live streamer TikTok “TMO For King” kembali menunjukkan kepeduliannya melalui kegiatan sosial bertajuk Charity Event di Panti Asuhan Sosial Anak Balita Tunas Bangsa, Jalan Bina Marga,…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    You Missed

    “Mengungkap Misteri ‘Tebusan Dosa’: Kisah Mengharukan Perjuangan Seorang Ibu dalam Balutan Horor Realistik”

    “Mengungkap Misteri ‘Tebusan Dosa’: Kisah Mengharukan Perjuangan Seorang Ibu dalam Balutan Horor Realistik”

    MALIQ & D’Essentials Siap Gelar Can Machines Fall In Love? Album Tour Mulai 18 Oktober 2024 di Makassar

    MALIQ & D’Essentials Siap Gelar Can Machines Fall In Love? Album Tour Mulai 18 Oktober 2024 di Makassar

    Satria The Monster Akan Tampil Bersama LANY di “A Beautiful Blur: The World Tour” Jakarta

    Satria The Monster Akan Tampil Bersama LANY di “A Beautiful Blur: The World Tour” Jakarta

    Nancy Ponto Wakili Indonesia di Grand Final KWC 2024 di Finlandia: Siap Bersaing di Ajang Karaoke Internasional

    Nancy Ponto Wakili Indonesia di Grand Final KWC 2024 di Finlandia: Siap Bersaing di Ajang Karaoke Internasional

    “Film ‘Sang Pengadil’ Tayang 24 Oktober 2024: Ungkap Sisi Gelap Sistem Peradilan Indonesia”

    “Film ‘Sang Pengadil’ Tayang 24 Oktober 2024: Ungkap Sisi Gelap Sistem Peradilan Indonesia”

    “Film Horor ‘Pernikahan Arwah (The Butterfly House)’ Hadirkan Kombinasi Budaya Tionghoa dan Teror Mencekam”

    “Film Horor ‘Pernikahan Arwah (The Butterfly House)’ Hadirkan Kombinasi Budaya Tionghoa dan Teror Mencekam”