Tasyakuran & Do’a Bersama, Tumpengan Film Sumur Jiwo 1977 Berlangsung Hikmat
Tabloidseleberita – Tasyakuran dan do’a bersama serta tumpengan film Sumur Jiwo 1977 produksi PT. Black White Pictures di Gedung LUMINA INDONESIA, Jl. Slamet Riyadi No.6 1, RT.1/RW.4, Kebon Manggis Matraman Jakarta berlangsung dengan hikmat.
Produser, sutradara dan para artis pendukung film ini antara lain: Fadli Fuad (Produser), Egi Fedty (Sutradara), Fico Fachriza, Fadli Fuad, Annette Edoarda, Mathias Muchus, Eddie Karsito, Egi Fedty, Yatti Surachman, Djenar Maesa Ayu, Jajang C. Noer, Opie Kumis, Husein Al-Athas, Gita Virga, Godfred Orindeod, Anyun Cadei, beberapa pemain lainnya.
Mungkin agak beda dengan film horor lainnya. Disini penonton akan disergap horor, kemisterian dan komedi yang sesekali muncul. Kejutan-kejutan itu.akan muncul tanpa terduga.
Sebagai catatan, film “Sumur Jiwo 1977” cerita dan skenarionya ditulis oleh Kaka Endi (nama samaran), seorang aktor dan produser film yang kiprahnya juga Ikut mewarnai Industri perfilman tanah air.
Film “Sumur Jiwo 1977 “merupakan cerita misteri, horor yang dikombinasikan ke dalam cerita komedi. Bahkan dapat disebut sebagai karya fiksi ilmiah. Mengangkat kisah Ardi, Ferry, dan Rara, tiga sineas yang bekerja di sebuah rumah produksi film.
Ardi, seorang sutradara film spesialis genre drama, dan Ferry sutradara film spesialis genre horor. Sementara Rara seorang penulis skenario sekaligus dan editor film.
Mereka bertiga sempat memproduksi beberapa film di rumah produksi tempat mereka bekerja, namun kerap mengalami permasalahan. Film-film yang mereka produksi selalu sepi penonton dan gagal di pasaran. Hal ini membuat pimpinan mereka Fabian Pramono marah dan kecewa.
Fabian memberi kesempatan terakhir kepada mereka bertiga untuk membuat konsep film yang brilian dalam kurun waktu satu minggu. Hal ini membuat under pressure mereka bertiga yang langsung mencari jalan keluar dari masalah ini.
Udin, office boy tempat mereka bekerja memberi ide jalan pintas kepada Ardi, Ferry dan Rara mendatangi dukun sakti bemama Mbah Upit.
Mbah Upit memberi buku agenda kuno berisi mantra kepada ketiganya agar mereka dapat melihat mahluk halus. Buku tersebut juga menyimpan dokumen klipping tentang kejadian pembunuhan misterius belum terungkap yang terjadi di Desa Sumur Jiwo pada tahun 1977.
Kejadian ini kemudian membuat Ardi, Ferry, dan Rara terdampar di kehidupan masalah lalu yang rumit, sulit, mencekam dan menyeramkan. Setiap hari diteror dengan berbagai penampakan sosok mahluk halus Pocong, Kuntilanak, dan makhluk metafisika lainnya.
Mereka bertiga tidak tahu bagaimana cara pulang ke era tahun 2024 karena tidak ada mantra mengenai hal tersebut di buku agenda kuno dari dukun Mbah Upit.
Nah lho…..!
Hero/NM