JAKARTA, TABLOIDSELEBERITA – Qisthas Noeman, adalah salah satu peserta di ajang kompetisi kuliner bergengsi MasterChef Indonesia Season 11, telah berhasil meraih perhatian publik. Wanita kelahiran Jakarta, 8 Desember 1988 ini ternyata memang memiliki kecintaan pada dunia kuliner,
Saat berbicang dengan awak media di Jakarta, baru-baru ini, Qisthas Noeman menceritakan perjalanan karir dan harapannya, yang ingin membangun kesadaran tentang disleksia melalui hobi kuliner.
Qisthas Noeman bercerita, karirnya di dunia kuliner awalnya hanya sebatas hobi. Namun, dukungan dari orang-orang di sekitarnya, yang sering dimasakinya, mendorongnya untuk mengejar impian menjadi seorang chef.
Meskipun latar belakangnya adalah seorang desainer dengan karir di dunia fashion, Qisthas pernah berpartisipasi dalam acara fashion ternama seperti Indonesia Fashion Week dan Jakarta Fashion Festival. Ia juga berhasil memenangkan kompetisi mendesain kitchenware yang diadakan oleh Bravacasa.
Kehidupan Qisthas berubah ketika ia memutuskan untuk mengikuti ajang MasterChef Indonesia Season 11. Alasannya sederhana, ia ingin membangun kesadaran tentang disleksia melalui hobi kuliner.
Disleksia adalah salah satu bentuk neurodivergensi, di mana otak berpikir, belajar, dan memproses informasi secara berbeda.
Dengan kehadirannya di televisi nasional, Qisthas berharap bahwa lebih banyak orang akan menjadi akrab dengan konsep neurodivergensi, sehingga orang tua dan guru dapat memberikan bantuan lebih awal kepada anak-anak yang mengalami kesulitan serupa.
“Saya ingin menghapus stigma negatif yang masih ada di masyarakat terkait dengan difabel,” ungkap Qisthas.
Tentu saja, perjalanan menuju MasterChef tidaklah mudah. Qisthas harus melewati serangkaian tahapan seleksi, termasuk audisi online dan audisi offline di Jakarta.
Setelah berhasil melewati berbagai tahapan, ia akhirnya menjadi salah satu dari 24 peserta MasterChef Indonesia Season 11.
Meskipun memiliki kesempatan untuk menunjukkan keahliannya, Qisthas menghadapi kegagalan di beberapa tantangan. Namun, ia melihat kegagalan ini sebagai pelajaran berharga, yang mengajarkannya untuk lebih tenang dan berpikir dengan cermat sebelum mengambil keputusan.
“Setelah eliminasi dari MasterChef Indonesia Season 11, saya tetap berkomitmen untuk membangun kesadaran tentang disleksia, ADHD, dan neurodivergensi,” ujar Qisthas.
Qisthas pun berharap, ia dapat membantu lebih banyak anak untuk terdiagnosa lebih dini dan bahkan memiliki rencana untuk menciptakan buku anak interaktif yang akan memancing minat mereka dalam memasak dan mengenal berbagai masakan Indonesia maupun mancanegara.
Qisthas Noeman adalah contoh nyata bahwa hobi dan minat dapat mengubah hidup seseorang, dan ia memiliki misi mulia untuk memberikan dampak positif bagi mereka yang menghadapi kesulitan serupa. red